Makalah dan Ringkasan Buku Sosiologi Pendidikan Abdulah Idi
Oleh: DANIEL, RISMA, FRISINTA
Pendidikan Dan Pranata Sosial
Teori pendidikan itu, dinamakan teori pendidikan sebagai pembangunan bangsa (nation- building), dengan ciri-ciri 1) Universal, memiliki standar dan rasional 2) Sangat melembaga pada level dunia 3) Diarahkan sebagai sosialisasi individu sebagai satuan sosial primer,yang menghormati pilihan dan tanggung jawab individu.
A. Visi dan Misi Pendidikan Nasional
Djali (2008) mengatakan pembangunan SDM sebagai insan dan sumber daya pembangunan menekankan pada harkat,martabat, hak dan kewajiban manusia.
Dalam pembaruan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional.Visi pendidikan nasional adalah:terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan warga negara Indonesia, berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Dengan visi pendidikan tersebut, pendidikan nasional memiliki misi sebagai berikut:
- Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka menunjukkan masyarakat belajar;
- Meingkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk kepribadian yang bermoral.
- Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global.
- Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip ekonomi dalam konteks negara kesatuan Republik Indonesia.
Atas visi dan misi pendidikan nasional tersebut, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembaruan sistem pendidikan diperlukan strategi tertentu.Strategi pembangunan pendidikan nasional dalam undang-undang ini meliputi:
1. Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia.
2. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.
3. Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
4. Evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan,memberdayakan.
5. Peningkatan keprofesionalan pendidik dan tentang kependidikan.
6. Penyediaan sarana belajar yang mendidik.
7. Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan.
8. Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata.
9. Pelaksanaan wajib belajar;
10. Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan;
11. Pemberdayaan peran masyarakat ;
12. Pusat pembudayaan dan dalam pembangunan masyarakat ;
13. Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional.
Dengan strategi tersebut, diharapkan visi,misi, dan tujuan pendidikan nasional dapat terealisasikan dengan efektif dengan melibatkan sejumlah elemen atau komplemen bangsa secara aktif dalam penyelenggaraan pendidikan. Memberdayakan berbagai elemen/ kompenen masyarakat berarti pendidikan diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat dalam suasana kemitraan dan kerja sama yang saling melengkapi dan memperkuat, seperti tertuang pada pasal 4 ayat 2 UUD no 20 tahun 2003.⁶Pembaruan pendidikan nasional perlu pula disesuaikan dengan pelaksanaan otonomi daerah diatur dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 22 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah keterkaitan dengan hal di atas ,Undang Undang nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional perlu diperbarui dan dibentuk.
Terkait visi dan misi dan strategi pendidikan Nasional itu, selanjutnya, telah ditetapkan sejumlah prinsip yang dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu Prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat, di mana dalam proses tersebut harus ada pendidikan yang memberikan teladan dan mampu membangun kemauan serta mengembangkan potensi dan kreativitas anak didik.
Berdasarkan prinsip tersebut telah menyebabkan adanya pergeseran paradigma proses pendidikan dari paradigma pengajaran yang telah berlangsung sejak lama yang lebih menitikberatkan peran guru dalam mentransferkan pengetahuan kepada peserta didik. paradigma itu bergeser ke paradigma pembelajaran yang memberikan peran lebih banyak kepada anak didik untuk mengembangkan potensi dan kreativitas dirinya dalam rangka membentuk manusia yang memiliki kekuatan pengetahuan teknologi, spiritualitas, keagamaan, berakhlak mulia, berkepribadian cerdas, estetika, sehat jasmani dan rohan,i serta keterampilan,yang dibutuhkan bagi dirinya masyarakat bangsa dan negara.
Salah satu prinsip itu adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudidayaan dan pemberdayaan anak didik yang berlangsung sepanjang hayat dalam proses tersebut harus ada pendidikan yang memberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas anak pendidikan implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran tersebut.
Ketika pendidikan dijadikan sebagai sarana pembelajaran bagi anak didik, sesungguhnya pendidikan tersebut mengajarkan kepada anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang baik dan senantiasa mentaati aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan anak didik merupakan bagian dari anggota masyarakat di mana mereka terjun dan bergaul dalam masyarakat pendidikan sebagai sarana pranata sosial memberikan peranan penting bagi masyarakat yang memiliki peranan dan kontribusi bagi masyarakat.
A.Susanto (2009) mengatakan bahwa pendidikan dalam pengertian luas berarti sebagai proses pembelajaran kepada anak didik dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan anak didik . Dalam pengertian sempit, pendidikan berarti pembuatan atau proses pembuatan untuk memperoleh pengetahuan sedangkan menurut Ahmad D.Marimba (1981) bahwa pendidikan merupakan suatu bimbingan atau pimpinan dilakukan secara sadar yang dilakukan seorang pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian prima
B. Pendidikan dan Pranata Sosial
Kata prana dapat diartikan sebagai seperangkat aturan berkisar kegiatan atau kebutuhan sosial tertentu titik Pranata, sebagai suatu sistem tingkah laku sosial bersifat resmi serta adat istiadat dan norma yang mengatur tingkah laku itu dan seluruh perlengkapan di berbagai kompleks manusia dalam masyarakat titik Pranata dapat pula diartikan sebagai suatu sistem pola sosial yang tersusun rapi dan relatif bersifat permanen serta mengandung perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu demi pembuahan dan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat.
Istilah Pranata sangat relevan dengan istilah sosial, yang dalam perspektif sosiologi ditemukan sejumlah pengertian titik istilah lembaga kemasyarakatan, merupakan terjemahan langsung dari istilah asing: sosial institution. Akan tetapi hingga kini belum ada kesepakatan tentang istilah Indonesia yang dengan tepat dapat menggambarkan makna substantif dari sosial institusi. Ada yang menggunakan istilah pranata sosial, tetapi sosial institution menunjukkan pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku warga masyarakat. Untuk memberikan suatu batasan dapat dikatakan bahwa lembaga kemasyarakatan merupakan himpunan norma-norma segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat titik wujud kongres lembaga kemasyarakatan tersebut adalah asosiasi (asosiation).
Pada setiap masyarakat, setidaknya terdapat 5 lembaga/atau pranata sosial yakni keluarga, pendidikan, agama, ekonomi dan pemerintah. Tiap pranata sosial memiliki fungsi dan tanggung jawab masing-masing. Adapun ciri-ciri pranata sosial: yang pertama memiliki lambang atau simbol yang kedua memiliki Tata dan tradisi yang ketiga memiliki satu atau beberapa tujuan yang keempat memiliki nilai yang kelima memiliki usia lebih lama atau tingkat kekebalan tertentu dan yang ke enam memiliki alat kelengkapan. Suatu pranata sosial juga memiliki sejumlah fungsi, antara lain: 1. Memberikan peranan pendidikan 2. Bertindak sebagai Pranata transfer warisan kebudayaan 3. Memperkenalkan kepada individu tentang berbagai peran dalam masyarakat 4. Mempersiapkan individu dengan berbagai peranan sosial yang dikehendaki 5. Memberikan landasan bagi penilaian dan pemahaman status relatif 6. Meningkatkan kemajuan melalui pengikutsertaan dalam riset ilmiah 7. Memperkuat penyesuaian diri dan mengembangkan hubungan sosial .
C. Pendidikan Dan Fungsi: Keluarga, Masyarakat, Dan Pemerintah
Pendidikan merupakan salah satu fungsi yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah secara terpadu untuk mengembangkan fungsi pendidikan. Keberhasilan pendidikan bukan hanya dapat diketahui dari kualitas individu, melainkan juga keterkaitan erat dengan kualitas kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan diselenggarakan dengan memberikan keteladanan, membangun kemauan, mengembangkan kreativitas anak didik dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu/kualitas layanan pendidikan.
Jaluddin (2003) mengatakan, manusia sebagai makhluk sosial memerlukan pendidikan khusus. Pendidikan khusus itu diarahkan kepada usaha membimbing dan pengembangan potensi manusia agar serasi dengan lingkungan sosialnya. 1. Pendidikan keluarga 2. Pendidikan kelembagaan (a). Kelembagaan formal seperti madrasah ataupun pesantren hingga ke jenjang perguruan tinggi (b). Kelembagaan non formal, seperti majelis ta’lim baik di masjid maupun majlis lainnya.
Dilihat dari ruang lingkupnya, pendidikan terdiri dari tiga jenis. Pertama, pendidikan dalam keluarga (informal), maksudnya pendidikan keluarga dan lingkungan. Kedua, pendidikan di sekolah (formal), maksudnya jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Ketiga, pendidikan dalam masyarakat (nonformal), maksudnya jalur pendidikan di luar formal yang dapat dilaksanakan secara terus terstruktur dan berjenjang.
Fungsi pendidikan di sekolah selanjutnya sedikit banyak dipengaruhi oleh corak pengalaman seorang di lingkungan masyarakat. Kondusif tidaknya dan positif tidaknya pengalaman seorang di lingkungan masyarakat, tidak dapat dilakukan pengaruhnya terhadap keberhasilan fungsi pendidikan. Dalam dalam kaitannya dengan fungsi-fungsi harus dijalankan agar efektif, Lembaga-lembaga itu harus saling berhubungan satu dengan lainnya secara efisien dan produktif. Meskipun ada beberapa lembaga yang mungkin mampu memberikan kebutuhan yang diperlukan masyarakat namun tidak dapat dipungkiri apa suatu ada suatu lembaga yang akan tetap dominan dan menggunakan pengaruhnya yang tidak kecil terhadap lembaga lain. Katakanlah, lembaga keluarga dan pendidikan yang membantu sosialisasi orang-orang muda.
Keluarga merupakan bagian dari pranata sosial sebagai begitu juga dengan pendidikan. Pengaruh keluarga sangat mempengaruhi kepribadian anak, sebab waktu terbanyak anak adalah keluarga komandan di dalam keluarga itulah dilupakan sendi-sendi dasar pendidikan.
Keluarga merupakan bagian dari pranata sosial sebagai begitu juga dengan pendidikan. Pengaruh keluarga sangat mempengaruhi kepribadian anak, sebab waktu terbanyak anak adalah keluarga komandan di dalam keluarga itulah dilupakan sendi-sendi dasar pendidikan.
Pertama, pendidikan dan anak. ada perbedaan pendapat di kalangan orang tua tentang nilai latihan yang diberikan di sekolah taman kanak (TK), di mana sebagian kalangan berpendapat bahwa anak berumur 2,5 tahun sampai dengan 3 tahun adalah masa krusial yang sangat perlu mendapat kasih sayang dan perhatian langsung dari orang tuanya. Kedua pengaruh sekolah selama selama tahun-tahun pertama. Sifat yang dimiliki anak usia sekolah dasar (SD) dalam merencanakan program sekolah yang akan diberikan pada mereka maka perlu dipertimbangkan dengan matang. Jack anak-anak berumur 9 sampai 12 tahun, Anak diharapkan dapat dibimbing dan dibantu untuk ikut serta mengambil bagian dalam kerja kelompok agar dapat bekerja sama dengan teman-teman sebayanya dengan baik. Ketiga,pendidikan selama remaja. Pada jenjang sekolah menengah, jenjang sekolah lanjutan tingkat tingkat pertama (SLPTP),sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) dan perguruan tinggi (PT) yang diorganisasikan dengan baik dan optimal dapat memberikan banyak peluang kepada para anak didik untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial yang diprakarsai nya. Ke empat, pengaruh sosialisasi atau pergaulan. Media cetak dan elektronik serta pilih memiliki perhatian besar dari kalangan remaja. Hal ini dapat berpengaruh penting terhadap perkembangan sikap, perilaku, dan cita-cita sosialnya. Sekalipun dapat berdampak buruk, namun pengaruh pendidikan non formal memiliki nilai yang besar dalam melahirkan seorang individu anak, dimana ketika dia melihat dan membaca, dia akan menemukan nilai-nilai kehidupan yang lain.
Pendidikan sebagai pranata sosial, sudah tentu tidak bisa lepas pula dari ketergantungan silang budaya silang budaya titik ketergantungan keterkaitan dengan itu, mengamati dunia pendidikan tentu tidak cukup hanya dengan melihat masalah internal pendidikan namun perlu pula melihat beberapa komponen lain misalnya: sosial, budaya ekonomi, politik, sejarah, dan filsafat.
Jadi, pendidikan dan pranata sosial adalah sesuatu yang bertalian satu sama lain. Beberapa kebutuhan manusia, seperti kebutuhan pendidikan, akan diperoleh lebih terstruktur dengan adanya lembaga sosial atau pranata sosial. Pranata sosial akan ada jika ada kebutuhan individu yang digabungkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan nya.
Pendidikan juga mempersiapkan anak didik untuk mempersiapkan kebahagiaan hidup secara seimbang antara dunia atau akhirat, antara kehidupan pribadi dengan kehidupan kolektif. Yakni, menjadi masyarakat yang baik dengan mematuhi norma atau aturan berlaku dalam masyarakat serta memiliki peranan dan kontribusi bagi kehidupan masyarakat.
Seseorang pendidik /guru memiliki tanggung jawab dan bahkan menunjukkan suatu otoritas lebih besardi sekolah.Kini sudah banyak upaya yang dilakukan untuk membantu pendidi/guru untuk meningkatkan kapasitas untuk membangun sekolah sebagai pusat belajar (learning centers)di mana anak didik dan orang dewasa tumbuh. Sistem sekolah akan terus berubah dalam masyarakat akuntabilitas, diversitas yang lebih besar populasi anak didik, dan standar dasar reformasi. Memberikan kepemimpinan dan tekanan tertentu dalam upaya mengembangkan prestasi anak didik.
Sistem sekolah, peneliti, pengambil kebijaksanaan, dan para pelaku reformasi setelah, merupakan sebagai upaya dalam pencarian dalam meyakinkan pendekatan-pendekatan baru. Adaptasi dengan tantangan memiliki pengertian bahwa situasi dan problem di mana bukan sebagai suatu program dan bukan juga sebagai suatu solusi yang diketahui atau telah didefinisikan titik jenis problem ini memerlukan pendekatan-pendekatan baru dan akurat karena kita bekerja di dalamnya. Tanpa adanya alat dan dukungan dalam menghadapi sejumlah tantangan tersebut, telah memungkinkan sebagian penduduk, kepala sekolah dan pejabat (superintendents), menjadi tidak fokus dan meningkatkan profesinya karena harus mendukung lingkungannya.
Menggunakan model-model pengembangan kepemimpinan di sekolah yang efektif membantu kita membangun kognitif afektif, kapasitas internasional dan intrapersonal. Untuk itu, kita perlu belajar untuk mengetahui berbagai program tersebut mengetahui berbagai problem tersebut menuju suatu pengembangan Respon yang lebih tepat dan akurat.
Salah satu cara untuk memfasilitasi pengembangan kepemimpinan kepala sekolah pendidikan dan pejabat atau dinas pendidikan terkait, adalah berupaya membentuk sekolah dan sistem sekolah lebih efektif ke dalam mentoring communitas; yakni suatu konteks kolaborasi belajar di mana para pendidik saling berkompetisi dan mendukung satu sama lain menuju perkembangan. suatu langkah yang patut dilakukan dalam mentoring communitas perlunya membantu para pendidik dalam menghadapi tantangan dan secara sebutan perlunya membangun kerjasama pada kapasitas kepemimpinan . atas dasar perlunya adaptasi terhadap kondisi sekarang pada abad ke-21, suatu hal yang sangat mungkin jika para pendidik harus mengubah cara bekerja, berkembang dan belajar bersama, dalam mendukung perkembangan anak didik dan orang dewasa.
Lebih dari itu, upaya penguatan pendidikan sebagai pranata sosial di Indonesia pada abad ke-21, dapat dilakukan dengan melakukan beragam cara yang komprehensif salah satunya dengan mengoptimalkan mentoring komunitas atau learning Centers. Segala upaya dilakukan dalam kaitannya dengan dukungan terhadap proses belajar di sekolah dengan mengoptimalkan peran pendidik, kepala sekolah, pejabat atau dinas pendidikan yang terkait, tidak klaim, adalah agar dapat mempersiapkan generasi masa depan atau anak didik atau orang dewasa agar tumbuh optimal. Semakin banyak para pendidik belajar dan terlibat dalam belajar yang profesional, semakin banyak mereka yang mengambil pembelajaran dan sangat memungkinkan akan meningkatkan kualitas tak pembelajaran.
Selanjutnya penguatan pendidikan sebagai pranata sosial dapat konteks yang lebih luas menunjukkan masih banyak kendala titik katakanlah sebagai upaya merespon perlunya pendidikan yang merata bagi warga negara ( equally education), telah dilakukan pendidikan jarak jauh (distance education) dengan memanfaatkan proses belajar dengan menggunakan instrumen pendukung melalui media belajar dengan elektronik atau e-learning pada umumnya belum berjalan optik selain itu pemerintah Indonesia melalui kementerian pendidikan Nasional Republik Indonesia dan kementerian agama Republik Indonesia, dalam mempercepat kualitas pendidikan di sekolah dan madrasah korban juga melalui program ebooks di mana buku-buku dapat diakses melalui internet oleh masyarakat atau orang tua.
Program belajar e-learning dan e-books ini patut diapresiasi, mengingat sebagai indikator respon positif pendidikan di Indonesia terhadap iklim pendidikan internasional media belajar yang menggunakan jasa internet tersebut, sudah barang tertentu secara konseptual sangat mendukung proses pembelajaran dan mempercepat peluang yang sama dalam pendidikan misalnya dengan mendukung program pendidikan jarak jauh a (distance education) seperti pendidikan terbuka (Open education). Pada umumnya kurma masyarakat Indonesia sebagian besar belum terdidik dan terbiasa menggunakan komputer dan internet, karena memang kurang lebih 80% penduduknya tinggal di pedesaan, yang belum sepenuhnya terasa setengah jaringan, kesanggupan biaya, pengetahuan internet. Suatu kultur masyarakat agar agraris atau sederhana dan memang mayoritas mereka di perusahaan memiliki pendapatan rendah masalah kuat dari masyarakat pedesaan titik internet dan ebooks masih suatu hal asing bagi sebagian masyarakat Indonesia. Program pemerintah yang sedang menggalakkan internet sebagai media pembelajaran harus didukung dengan suatu sistem perangkat lunak (software )dan perangkat keras (hardware) yang relevan dengan kondisi sosial sampai kultural masyarakat kota atau Urban sucity dan masyarakat pedesaan atau rural yang barangkali meme rlukan penanganan berbeda dalam tujuan yang sama yakni sebagai upaya mencerdaskan generasi muda anak didik ke depan.
Mengingat pendidikan sebagai pranata sosial tidak terpisah dengan pranata sosial lainnya baik ekonomi, politik, budaya, dan agama, maka tingkat efektivitas dan keakuraan suatu program penguatan pendidikan sebagai pranata sosial tersebut, sangat bergantung peran dan fungsi atau perannya. Keutuhan harus menjadi kesadaran bersama bahwa pengetahuan tentang teknologi sudah menjadi kebutuhan masyarakat global; benda tipu, kecepatan perkembangan sains sampai teknologi sebagai kecenderungan globalisasi seringkali meninggalkan dampak sosial dan psikologi yang di bawahnya. Sejumlah kalangan penganut memprediksi membenarkan adanya keraguan tentang adanya kesenjangan kemajuan sains teknologi internet dapat memberi manfaat sosial dan psikologis masyarakat global.
Dalam pasal 37 ayat 1 undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan agama diposisikan tidak kalah pentingnya dengan pendidikan umum atau pasal 15 dalam membentuk peserta didik menjadi beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa serta berakhlak mulia. Mendirikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air materi kajian bahasa meliputi bahasa Indonesia bahasa daerah, dan bahasa asing dengan konsidenan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional; bahasa daerah merupakan bahasa Ibu peserta didik; dan bahasa asing terutama bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang sangat penting kegunaannya dalam pergaulan global. Persamaannya materi kajian matematika antara lain begitu, ilmu hukum aljabar dimaksudkan untuk mengembangkan logika dan kemampuan berpikir anak titik-titik materi kajian ilmu pengetahuan alam antara lain: fisika, biologi dan kimia dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis peserta didik terhadap lingkungan alam dan sekitarnya. Materi kajian ilmu sosial antara lain: ilmu bumi secara ekonomi, kesehatan, dan sebagainya dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat. Materi kajian seni meliputi: menulis menggambar atau melukis sekolah dan menari.
Pendidikan sebagai pranata sosial sesungguhnya sebagai salah satu upaya dan strategi dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional yang mengharapkan terciptanya generasi masa depan yang berilmu pengetahuan berteknologi dan beriman bertakwa dapat terwujud dengan efektif. Tujuan pembangunan nasional tersebut akan terwujud apabila pendidikan sebagai pranata sosial dapat berfungsi dengan normal dan efektif dalam menciptakan SDM yang berkualitas, ilmu pengetahuan yang relevan dengan zamannya dan mampu hidup pada era globalisasi dengan menjaga identitas tertentu dan melekat pada diri sebagai pribadi, agama dan bangsa seperti diharapkan oleh tujuan pembangunan pendidikan nasional. Di sinilah sesungguhnya secara konseptual, konsep dan tujuan filosofis pendidikan Nasional Indonesia telah mampu mengakomodasi kebutuhan bangsa yang pluralistik sebagai upaya penyerapan generasi masa depan yang tidak hanya pintar dalam ilmu pengetahuan, cerdas, berkepribadian, dan berjudul pekerti luhur tetapi juga berakhlak.

Tidak ada komentar
Posting Komentar