Oleh: Safira dan Cindy
Agustinus merupakan orang yang berpengaruh dalam perkembangan gereja dan sejarah perkembangan teologi. Agustinus juga seorang teolog terprnting antara Paulus dan Martin Luther pada tahun 1483-1546. Teologi Agustinus tersebut merupakan puncak dari perkembangan gereja mula-mula bahkan juga menjadi jembatan kepada teolog-teolog pada abad pertengahan.
Banyak usaha yang dilakukan untuk memperbaharui gereja Katolik Roma yang bertitik tolak pada teologi Agustinus.
Riwayat Hidup Agustinus
Agustinus lahir pada tahun 354 di Thagaste, Afrika Utara. Ayahnya merupakan seorang kafir yang baru masuk Kristen sebelum ia wafat pada tahun 372. Sedangkan Ibunya bernama Monika seorang yang percaya dan tekun mendoakan anaknya. Pada saat berusia17 tahun Agustinus adalah seorang mahasisiwa di kartago, ia tinggal seorang perempuan yang tanpa nikah sah tersebut sampai pada tahun 385. Dan pada akhirnya Agustinus mempunyai seorang anak laki-laki dan Ia menamainya Adeodatus yang mempunyai arti “yang di berikan oleh Allah”. Lalu anak itu dibabtis bersama dengan Agustinus pada tahun 387, dan saat itu juga Ia meninggal dalam usia yang muda. Dan pada akhirnya Agustinus menjadi seorang guru besar dalam ilmu pidato di Thagaste Kartago ( Afrika Utara), kemudia di Roma dan Milano( Italia Utara), dan pada akhirnya Ia bertobat pada tahun 386. Perobatan Agustinus dapat di bdakan dalam beberapa tahap dan dapat kita artikan sebagai tahap persiapan dalam pembentukan Agustinus oleh Allah untuka tugas dan panggilan Agustinus.
- Pendorong untuk Agustinus mencari kebenaran di dalam Alkitab, namun Agustinus tidak mendapat ketertarikan terhadap Alkitab karena ia belum dapat mengerti. Sehingga Agustinus mencari kebenaran di tempat yang lain sampai akhirnya ia mengatakan: “hati kita gelisah sampai kita memperoleh damai sejahtera di dalam Engkau”.
- Sembilan tahun Agustinus menjadi penganut manichesme, Agustinus menjadi katechumen namun hilang kepercayaan pada manicheisme.
- Agustinus yakin bahwa manusia tidak sanggup untuk mengetahui sesuatu dengan penuh kepastian, tidak ada pegangan yang kokoh.
- Agustinus menjadi guru besar di Milano, Agustinus tanpa kenyakinan Ia mendaftarkan diri sebagai “ketechumen” Kristen dan mengikuti katekisasi, namun
- di sisi lain Agustinus tidak mengerti Alkitab. Agustinus menganggap iman Kristen lebih rendah di bandingkan dengan filsafat.
Pada hari pertobatannya Agustinus berbicara dengan seseorang tentang iman Kristen. Dengan penuh kerinduan Agustinus merasa tersentuh dan memperoleh serta menyaksikan pertobatan kepada teman-temannya dan juga kepada ibunya. disini Ia belajar besama dengan orang percaya, Ia pun dipilih menjadi Imam dan akhirnya Ia menerima kepastian lalu memulai pelayanannya sebagai Imam. Melalui pendidikan Agustinus bersiap-siap membela Iman Kristen.
- Perlawanan Agustinus terhadap pelagianisme: masalah dosa turunan dan kehendak bebas manusia. Teologi Agustinus tidak dapat dipisahkan dari latar belakang dan pergumulan pribadi Agustinus. Agustinus mengenal keterhilangan dari dosa dan pembaharuan hidup oleh kuasa Allah. Mementingkan kehendak bebas manusia dan mengajar bahwa manusia mampu untuk memulai karya pertobatan dan keslamatannya. Karena itu manusia mmebutuhkan pertolongan dari Allah. Pokok penting dalam perselisihan teologis antara Agustinus dan Pelagius ialah tentang kehendak manusia yang membawa Pelagius kepada keimpulan bahwa hidup tanpa dosa bisa saja di capai oleh manusia dan tentang dosa turunan atau dosa warisan yang membawa Pelagius kepada kesimpulan bahwa baptisan anak tidak perlu. Ajaran ini ditolak oleh Agustinus. Agustinus percaya bahwa semua generasi manusia secara prinsipiol terlibat dalam dan dirusakkan tabiatnya oleh kejatuhan adam. Kejatuhan adam merupakan juga kejatuhan selaku jenis dan bukan hanya secra individu dan akibat kejatuhan adam adalah kerusakan tabiat dan martabat manusia secara total.
- Perlawanan Agustinus terhadap Donatisme: perlawanan Agustinus dalam melawan Donatisme ini sangat keras karena didalamnya bersifat subjektif, obejktif, dan eskateologis didalam karya Kristus perbuatan manusia menyucikan dirinya sendiri. Kekudusan orang-orang percaya adalah pemberian Tuhan yang mereka terima secara pribadi. Eskateologi ini bersifat kesempurnaan. Agustinus menolak Donatisme berdasarkan 3 timbangan: kematian Kristus, di luar Gereja (Katolik), dan kasih kepada Kristus.
- Buku”Ikhtisar Dogmatika” (Enchiridon): didalam buku pengajaran-pengajaran tentang iman Kristen, buku ini bersangkutpautnya dengan pengakuan iman dan Doa Bapa Kami yang menekankan kepada ibadah sebagai sumber segala hikmat. Didalam buku ini ada beberapa pengajaran-pengajaran tentang iman Kristen yaitu:
- Ajaran tentang Gereja: Gereja merupakan persekutuan yang diselamatkan berdasarkan predestinasi oleh Allah. Hanya dengan keyakinan dan ucapannya sendiri bahwa keselamatan tidak didapat atau diperoleh dari luar ajaran tentang gerja. Oleh karena itu denga kasih Agustinus kepada mereka maka Agustinus bersedia untuk memaksakan mereka masuk kedalam gereja. Menurut Agustinus ajaran tentang gereja ini sangat baik untuk mereka yang percaya di bumi maupun mereka yang semula mengikuti Allah di Surga yaitu Para Malaikat.
- Pengajaran tentan kepausan: Menurut Agustinus tidak berhak untuk mengajar atas nama seluruh Gereja, karena Agustinus menolak sistem kepausan.
- Pengajaran tentang perjamuan kudus: Agustinus melawan ajaran yang menyesatkan tentang tubuh dan darah Tuhan Yesus Kristus.
- Pengajaran tentang baptisan dan dosa keturunan: Menurut Agustinus dia yang di baptis untuk mati bagi dosa dan di bangkitkan bersama Yesus.
- Pengajaran tentang Trinitas: Menurut Agustinus Trinitas ini bersifat rasional, fungsional, dan bersifat hakiki. Dan Agustinus juga berkata bahwa untuk mencapai segala usaha makUa haruslah dengan iman kita kepada Tuhan.Trinitas ini memakai cara yang analogi yaitu: cinta kasih, struktur mental manusia, pikiran dan perkataan.
4. Kanon dari Vincentius; Kanon ini tidak mempunyai hubungan dengan kanon Allah, melainkan dipakai dalam arti yang sebenarnya yaitu batang pengukur atau tali pengukur. Prinsip pengujian kebenaran ini dikembangkan dokmatika Gereja Katolik-Roma secara pelan-pelan, tetapi dengan keras melawan sesuatu yang dianggap perubahan atau pembaharuan yang bersifat redikal. Prinsip ini justru menghalangi segala usaha uantuk kembali pada sumber kebenaran atau Alkitab. Prinsip ini juga tidak dapat mencegah suatu perkembangan teologis yang akhirnya lepas dari sumber kebenaran. Pengajaran ini menjadi dokma resmi Gereja Katolik-Roma, walaupun tidak ada dukungan didalam Alkitab dan ia mengakui bahwa dogma itu tidak mempunyai dasar alkitab.
5. Pengaruh Agustinus: Agustinus paling berpengaruh antara zaman rasul Paulus dan scholatik bahkan zaman reformasi. Dapat dikatakan bhawa karangan Agustinus dipelajari dengan sungguh-sungguh oleh teolog-teolog Gereja Katolik-Roma, yang diarahkan kepada kebenaran alkitab dan suatu bentuk teologi yang bercorak Alkitabiah.
Penutup
Aguatinus mengembangkan pendekatannya sendiri dalam filsafat dan Teologi dengan berbagai metode dan sudut pandang. Dengan kenyakinan bahwa kasih karunia atau rahmat kristus mutlak dibutuhkan bagi kebebasan manusia, ia membantu merumuskan doktrin dosa asal dan memberikan konstribusi penting pada pengembangan. Bahkan Agustinus pun orang yang sangat berpengaruh bagi ajaran sejarah perkembangan gereja dan perkembangan teologi. Dan juga Agustinus banyak melakukan usaha untuk memperbaharui Gereja Katolik Roma dalam setiap perlawanan-perlawanan dan pengajaran-pengajaran tentang gereja, juga analogi bahkan pengaruhnya.
.png)
Tidak ada komentar
Posting Komentar